Dont Leave Me Alone
Chapter 1
-MYCLINE POV-
Aku sangat mencintai
adik adiku, mereka yang membuat ku bahagia,mereka yang membuatku selaku
tersenyum,dan mereka juga yang membuatku selalu mengerti apa arti hidup
yang sebenarnya. Ada saatnya Adiku sudah beranjak dewasa saat ia sudah
mengenal apa artinya cinta sesungguhnya. Lucy dia adalah adikku yang
kini bersekolah di LIS di London, dia memiliki seorang sahabat yang
bernama Luke, ketahuilah bahwa Lucy adalah anak yang penyayang dan
sangat baik hati dia selalu berbaik hati kepada siapa pun. Dan Luna dia
adik ku yang paling kecil dia berumur 6 tahun dia bersekolah di dekat
apartemen. Lucy selalu bercerita apa yang telah terjadi dalam seharian
penuh, kadang aku merasa bahagia bahwa aku masi menjadi kaka nya yang
bisa mendengar keluh kesal nya dia. Kadang aku berfikir bahwa Lucy
setelah besar akan lebih sering bercerita kepada temannya sahabatnya
tidak lagi denganku.
Ternyata aku salah, dia
tidak gampang mempercayai orang lain dengan semudah itu. Dan ada saatnya
dia menceritakan sebuah kisah dimana dia sedang mencintai seseorang dan
dia sangat menyayanginya.
"Ka My! Aku bisa telat berangkat ke sekolah kalau begini caranya!" Teriak Lucy dari ruang tamu.
"Baiklah tenang dulu Lucy aku akan segera ke sana, naiklah dulu ke mobil!" Balas ku.
Aku dengan cepat cepat
membawa laptop ku dan file file yang harus ku bawa ke kantor. Sungguh
kali ini banyak yang harus di selesaikan. Dengan cepat aku beranjak ke
mobil menghampiri Lucy dan Luna yang sudah menunggu ku disana.
"Ka My lama sekali sih! Aku sudah tidak sabar masuk sekolah!" Dengkus Luna dengan cemberut.
"Maafkan kaka adik adik
ku! Kaka akan cepat cepat mengantar kalian ke sekolah dan memastikan
kaliantidak terlambat." Sahut ku sambil tersenyum dan menyubit pipi Luna
dengan gemas.
*******
Jalanan London kali ini
sangat macet sekali untung saja aku sudah mengantarkan Lucy dan Luna ke
sekolahnya kalau tidak mati lah aku di omeli oleh Lucy. Akhirnya aku
sampai di Hotel tempat kerjaku, ini adalah hotel yang dimiliki oleh
Ayahnya Luke. Aku sangat berterima kasih karena Luke dan Ayahnya
menjadikan aku tangan kanan mereka. Jadi setidaknya aku bisa memenuhi
kebutuhan sekolah adik adik ku. Setiap hari aku harus menyelesaikan file
file yang belum selesai mengenai laporan hasil pengeluaran dan
pendapatan hotel. Mr.John ayahnya Luke adalah seorang bos yang baik bagi
ku dia selalu memberikan motivasi dan kritik yang membuatku terus
bangkit dan membuatku ingin selalu sukses.
"Mr.Mycline, Mr.John memanggil mu ke ruangan nya secepatnya." Sahut Shirin sekertarisku
"Baiklah! Terima kasih
Shirin!" Aku melangkah keluar ruangan dan segera menuju lift untuk
keruangan Mr.John. Saat ku masuk ke dalam lift di sana ada sesosok
remaja yang menggunakan jeans dan sweater bertuliskan "hero" dan saat lift menutup aku baru sadar bahwa dia adalah Luke
"Hello Luke! How r u?" Sapaku
"Ehh Hai Mr.Mycline, aku baik, bagaimana denganmu dan Lucy juga Luna?" Sapanya lagi
"Mereka baik sangat baik!Kau akan pergi ke ruangan ayahmu?" Tanyaku pada Luke
"Thats Right Mr!Kau juga?" dia bertanya padaku, aku mengangguk yang artinya "ya" dia membalas dengan senyuman setelah lift terbuka Luke dan aky segera memasuki ruangan Mr.John.
"Hello Luke! Whoaa kalian bersamaan ternyata! Ini waktu yang tepat!" Sahut Mr.John.
"Ummm, yash dad tadi aku
dan Mr.Mycline berpapasan di lift dan kebetulan tujuan kami sama jadi
mengapa tidak bersama saja." Jawab Luke
"Baiklah! Ada apa Mr.John?" Tanyaku dengan halus.
"Begini, Aku akan
membahas tentang kehidupan bukan masalah bisnis kita, Aku tau Luke dan
Lucy sudah berteman lama dan mereka sangat mengerti satu sama lain,
betulkan Luke? Tapii entah mengapa Lucy menurutku malah membuat Luke
semakin sini semakin aneh, yaa aneh karena Luke sering pergi ke Club dan
mabuk aku pikir ini karena Lucy karena dia yang selalu membawa Luke
pulang dengan keadaan mabuk, jadi sebelumnya maafkan aku Luke! Toling
Dad JAUHI LUCYDAN CARI LAH SAHABAT YANG BISA MEMBUATMU MENGERTI SEGALANYA!" Teriak Mr.John
"APA!AKU TIDAK MAU DAD!KAU PIKIR AKU BODOH,HAH?" Balas Luke
Chapter 2
Orang berkata aku adalah
lucky girl karena aku bisa dekat malah sangat dekat dengan Luke
sahabatku. Orang orang berfikir aku hanya memanfaatkan Luke saja
mungkin. Luke itu sahabat yang baik yang selalu mengerti keadaan aku, da
yang selalu ada untuku disaat keluarga ku tidak disamping ku.
-Flashback-
Aku sedanv memandang
langit dan awan awan cerah, saat ini aku sedang berada di taman belakang
apartemenku, Sudah seperti biasanya saat waktu hampir senja aku selalu
ke taman belakang karena menurutku ini adalah suasana yang nyaman untuk
menceritakan semua kejadian pada langit saat senja. Saat aku hampir
tertidur di taman ini tiba tiba ada seseorang yang menghampiri ku
seorang anak laki laki berparas arab menyapa ku.
"Hello" sapanya. Aku tidak mengenalnya tapi siapa pun dia aku harus bersikap baik pada semua orang.
"Hai,maaf aku belum pernah melihatmu disini! Apakah kau baru pindah kesini?" Tanyaku dengan santun.
"Umm, aku sedang
menunggu ayahku untuk bertemu seseorang di lobby apartemen ini,
sebelumnya, namaku Luke Anderson" sambil mengulurkan tangannya.
"Ohh yaa, Aku Lucy
Greyson." kataku sambil menyalaminya. Menurutku dia adalah orang yang
baik karena u bisa lihat dari mimik wajahnya. Tanpa ku sadari aku telah
menatap nya dengan lama, betapa malunya aku.
"Hellooo, kau tidak apa? Kenapa kau melihatku sebegitu kejamnya?" kata Luke dengan melambaikan tangan ke mukaku.
"Ohh umm maafkan aku aku hanya umm hanyaa.."
"Kau mau melihat ke gantengan ku yaaa Lucy?" Katanya sambil tertawa
"Apaan sii luke suka ke gr an aja deh" jahil ku.
"Lucy? Aku boleh tidak bersahabat denganmu? Aku bisa menilai mu bahwa kau anak yang baik dan ramah." Katanya sambil menatap ku.
"Ummm, boleh sajaa siapa pun boleh menjadi sahabatku" kataku sambil tersenyum manis.
"Baiklah, aku harus
segera pergi menuju lobby, Berjanjilah padaku bahwa kau akan menjadi
sahabatku saat suka atau pun duka!" Sambil menyodorkan jari
kelingkingnya.
"Aku berjanji Lukeee" sabil menyodorkan kelingking ku pada kelingking Luke.
-Flashback Off-
Aku sangat senang karena
hingga detik ini Luke masih menjadi sahabatku walaupun aku sudah
menginjak 16 tahun, saat dimana semua orang sudah mengetahui apa artinya
cinta sebenarnya. Saat ini aku sedang di kelas bersama Luke dia
sebangku denganku, kadang aku bosan dengan Luke dia slalu menggoda ku,
itu yang aku tak suka dari Luke.
"Lucyyyy, kau hanya bisa
melamun sedari tadi, aku lelah melihatmu dengan mimik yang datar
seperti itu," kata Luke sambil mencubit pipi kanan Lucy.
"Idihh apaan sii Luke,
aku hanya bermimpi akan menjadi seorang Dokter dimasa depan dengan
mempunyai berbagai macam cabang praktek." Jelasku
"Umm always in everyday Lucyy ku." Goda Luke padaku.
Guru biologi ku akhirnya
masuk ke kelas dan memberikan beberapa soal. Aku sangat kesal karena
Luke tidak bisa diam sedari tadi selalu mengangguku.
Hari ini aku ingin
membeli Green Tea Latte di Starbucks dekat sekolah, saat bel pulang
tanpa basa basi aku langsung keluar kelas tapu saat aku bangkit ada
tangan yang mencengkram kuat.
"Jangan buru buru, kau akan pergi kemana?"
"Kemana aja boleh dong Luke! suka suka gue!" Bentak ku karena kesal dengan candaan nya yang garing
" Ayolah ada yang sedang marah dengan ku inii."
"Sut up Luke, you are very uhh susah jelasin dehh"
"Oke oke, untuk perminta
maaf ku, aku bakal beliin kamu Starbucks dehh," katanya. Wow mungkin
aku sedang beruntung dibelikan starbucks oleh Luke selagi aku ingin.
"Okey, lets go!" Dengan
cepat aku pergi keluar dengan Luke tentunya. Mimik wajah Luke selalu
membuatku ingin ketawa apa lagi mimik wajah yang selalu pasrah
menghadapi ku haha.
"Green tea latte 2" sahut Luke dengan percaya dirinya. Mungkin memang jodoh kali yaa dia tau apa yang ingin aku pesan.
Aku mengambil tempat duduk favoritku dibagian pojok, Luke sudah tau dimana aku duduk dan dia langsung menghampiriku. Aku menatap kaca di sampingku yang menembuskan ke jalan raya kota London, aku memang sangat menyukai London. Tanpa ku sadari Luke sudah duduk di hadapan ku sambil memperhatikanku dengan rinci.
Aku mengambil tempat duduk favoritku dibagian pojok, Luke sudah tau dimana aku duduk dan dia langsung menghampiriku. Aku menatap kaca di sampingku yang menembuskan ke jalan raya kota London, aku memang sangat menyukai London. Tanpa ku sadari Luke sudah duduk di hadapan ku sambil memperhatikanku dengan rinci.
"Lucyy,Kamu jangan memikirkan aku terus deh! Aku tuh udah ada di depan kamu!" Sahutnya dengan tatapan penuh harap
"Apaan sii Luke kau
selalu menjadi sahabat ter geer sepanjang hidupku!" Sahutku dengan nada
cukup tinggi yang membuat Luke meloncat kaget.
"Kau itu tidak bisa
diajak bercanda Lucy, kau selalu mbawa semua dengan serius, dengar ya
hidup itu butuh candaan tau!" Omelnya sambil mencubit pipi ku.
"Asal kan kau tahu saja Luke! Dibalik candaan selalu ada drama!" Balasku lagi.
"Terserah kamu deh Lucy, aku terlalu lelah untuk berdebat denganmu!huh?!" keluhnyaa.
Aku menyeruput Green Tea
Latte hasil traktir Luke, sebenernya sii aku sadar aku terlalu sering
merepotkannya, tapi untuk kali ini dia yang meminta lho bukan aku haha.
Saat aku melamun aku memikirkan sesuatu yaitu saat aku dengan Luke
selalu saja aku merasa nyaman tapi nyaman yang melebihi dari seorang
sahabat. Apakah yanv aku rasakan?..